Indonesia, dengan kekayaan kulinernya yang luar biasa, memiliki banyak sekali hidangan serupa namun tak sama. Dua di antaranya adalah rambak dan dorokdok. Jika kamu suka camilan gurih dan renyah, pasti tidak asing dengan kedua nama ini. Keduanya sama-sama terbuat dari kulit hewan, biasanya kulit sapi atau kerbau, dan dikenal sebagai kerupuk kulit. Namun, tahukah kamu kalau sebenarnya ada perbedaan mendasar di antara keduanya? Mari kita telusuri lebih dalam agar kamu tidak salah lagi saat memilih camilan favoritmu.
Mengenal Rambak, Kerupuk Khas Jawa
Rambak adalah nama yang lebih umum digunakan di daerah Jawa, khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kata “rambak” sendiri dalam bahasa Jawa memiliki arti “kulit”. Jadi, tidak heran jika nama ini melekat pada kerupuk kulit yang populer di sana. Rambak memiliki ciri khas yang cukup mudah dikenali.
Secara umum, rambak memiliki ukuran yang lebih besar dan cenderung berbentuk lembaran-lembaran pipih. Warnanya bisa bervariasi, dari putih pucat hingga sedikit kecokelatan, tergantung pada proses pengolahannya. Keistimewaan rambak terletak pada teksturnya yang cenderung lebih empuk dan mudah hancur saat digigit.
Rambak tidak hanya dinikmati sebagai camilan saja. Di beberapa daerah, rambak menjadi bahan utama dalam hidangan khas. Salah satu yang paling terkenal adalah sayur krecek yang merupakan pendamping wajib nasi gudeg. Dalam sayur krecek, rambak direbus bersama santan dan bumbu-bumbu, menjadikannya empuk dan kenyal. Rambak juga sering disajikan sebagai pelengkap hidangan berkuah seperti soto atau gado-gado.
Baca juga: Mengenal Blender: Alat Serbaguna di Dapur Modern
Mengenal Dorokdok, Keunikan Khas Sunda
Bergeser ke Jawa Barat, kamu akan menemukan nama yang berbeda untuk kerupuk kulit, yaitu dorokdok. Nama ini berasal dari bahasa Sunda yang konon menirukan bunyi saat kerupuk ini dikunyah: “dorok dok dok dok”. Nama yang unik, bukan?
Secara fisik, dorokdok memiliki ukuran yang lebih kecil dan tidak seragam. Bentuknya lebih menggembung dan tidak terlalu pipih dibandingkan rambak. Warnanya pun biasanya lebih gelap, cenderung cokelat. Tekstur dorokdok inilah yang menjadi pembeda utama. Jika rambak lebih empuk, dorokdok justru terkenal dengan teksturnya yang lebih garing dan renyah.
Dorokdok biasanya dinikmati sebagai camilan ringan. Rasa gurihnya yang kuat sangat cocok untuk dinikmati sambil bersantai. Salah satu daerah yang sangat terkenal dengan dorokdoknya adalah Garut. Di sana, kamu bisa menemukan dorokdok dengan berbagai varian rasa, mulai dari rasa original, pedas, hingga manis.
Baca juga: Slow Cooker vs. Pressure Cooker: Mana yang Lebih Efisien?
Perbedaan Proses Mengolah Rambak dan Dorokdok
Perbedaan antara rambak dan dorokdok tidak hanya pada penamaan atau asal daerahnya, tetapi juga pada proses pengolahannya, meskipun secara garis besar sama. Proses ini sangat menentukan tekstur akhir dari kerupuk.
Pada dasarnya, pembuatan kerupuk kulit melibatkan beberapa tahapan, yaitu:
- Pembersihan Kulit: Kulit sapi atau kerbau dibersihkan dari sisa-sisa bulu dan kotoran.
- Perebusan: Kulit direbus hingga empuk.
- Pengeringan: Kulit yang sudah empuk dipotong-potong dan dijemur di bawah sinar matahari hingga kering sempurna. Tahapan ini bisa memakan waktu berhari-hari.
- Penggorengan: Kulit yang sudah kering digoreng dengan dua tahap. Tahap pertama dengan api kecil, lalu tahap kedua dengan api besar hingga mengembang.
Meskipun tahapan ini terlihat sederhana, cara meracik bumbu dan teknik pengeringan bisa menciptakan perbedaan karakter. Rambak, dengan teksturnya yang lebih empuk, sering kali melewati proses pengeringan yang sedikit berbeda sehingga saat digoreng ia tidak terlalu “melenting” dan menghasilkan rongga yang lebih besar. Sementara itu, dorokdok mungkin melewati proses yang membuat kulit lebih padat dan menghasilkan kerupuk yang lebih renyah.
Mempelajari perbedaan-perbedaan kecil dalam setiap proses pengolahan makanan seperti ini adalah hal yang sangat menarik dalam dunia kuliner.
Baca juga: Ini Beda Cah Kangkung dan Tumis Kangkung, Jangan Salah Masak!
Kesimpulan
Jadi, apa kesimpulan dari perbedaan rambak dan dorokdok? Sederhananya, keduanya adalah kerupuk kulit yang sama-sama lezat, tetapi memiliki nama, asal daerah, dan karakteristik yang berbeda. Rambak adalah kerupuk kulit khas Jawa yang berukuran besar, pipih, dan memiliki tekstur empuk. Cocok sebagai pelengkap masakan berkuah. Sementara itu, dorokdok adalah kerupuk kulit khas Sunda yang berukuran kecil, menggembung, dan memiliki tekstur lebih garing dan renyah, sangat pas untuk camilan.
Kini kamu tahu bahwa di balik nama dan rasa yang mirip, ada cerita dan keunikan kuliner yang berbeda. Memahami perbedaan ini tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga membuat pengalaman menyantap hidangan tradisional jadi lebih kaya.
Daftar Pelatihan Kuliner NCSA Indonesia
Jika kamu tertarik untuk mendalami ilmu kuliner, kamu bisa datang ke NCSA Indonesia, tempat di mana kamu bisa belajar secara profesional melalui jurusan tata boga mereka. NCSA Indonesia menawarkan pelatihan kuliner yang komprehensif, termasuk program pasti magang di hotel bintang 5 yang bisa siswa pilih. Program magang ini menjadi wajib sebagai syarat kelulusan di NCSA Indonesia. Hubungi WhatsApp di bawah sekarang juga.

Saya SEO Content Writer yang bertugas di NCSA Indonesia. Saya bekerja untuk memastikan konten kami tidak hanya informatif, tetapi juga mudah ditemukan di internet. Misi saya adalah membantu menginspirasi dan membimbing calon-calon profesional kuliner dengan menyediakan informasi yang bermanfaat.








