Pernahkah kamu menikmati minuman atau makanan dengan rasa taro? Warna ungunya yang cantik seringkali membuat kita berpikir bahwa rasa ini berasal dari ubi ungu. Padahal, dugaanmu itu kurang tepat. Rasa taro justru berasal dari umbi yang berbeda, yaitu talas.
Talas, atau Colocasia esculenta, adalah tumbuhan umbi-umbian yang telah lama menjadi sumber makanan pokok di berbagai belahan dunia, khususnya di Asia Tenggara, Pasifik, dan Afrika. Umbi talas memiliki daging berwarna putih dengan sedikit bintik-bintik ungu. Nah, rasa inilah yang kemudian diolah dan diadopsi menjadi rasa taro yang kita kenal.
Lalu, Kenapa Warnanya Ungu?
Pertanyaan yang wajar. Sebenarnya, warna ungu pada produk dengan rasa taro seringkali berasal dari pewarna makanan. Mengapa demikian? Umbi talas asli berwarna putih, dan rasa “taro” yang murni juga cenderung memiliki warna yang lebih pucat. Untuk menarik perhatian konsumen dan mengasosiasikan rasa ini dengan sesuatu yang unik dan “premium”, produsen makanan dan minuman sering menambahkan pewarna ungu.
Hal ini juga memudahkan konsumen membedakan rasa taro dengan rasa lainnya yang mungkin serupa. Warna ungu yang mencolok memberikan identitas visual yang kuat dan mudah diingat. Jadi, lain kali kamu melihat produk dengan rasa taro dan warna ungu yang intens, ingatlah bahwa warna tersebut belum tentu mencerminkan warna alami dari umbi talas.
Baca juga: Kenali Apa itu Michelin Star dan Asal Usulnya
Perbedaan Rasa Taro dan Ubi Ungu
Meskipun sama-sama umbi dan memiliki warna ungu (terutama pada ubi ungu), rasa taro dan ubi ungu sangat berbeda. Rasa taro cenderung lebih lembut, manis, dan memiliki sedikit rasa nutty. Sementara itu, ubi ungu memiliki rasa yang lebih kuat, lebih manis, dan sedikit earthy.
Perbedaan rasa ini berasal dari komposisi kimia yang berbeda pada kedua umbi tersebut. Talas memiliki kandungan pati yang lebih tinggi dan kandungan gula yang lebih rendah dibandingkan ubi ungu. Hal ini menghasilkan tekstur yang lebih lembut dan rasa manis yang lebih halus pada taro.
Taro di Berbagai Belahan Dunia
Talas telah menjadi bagian penting dari budaya dan kuliner di banyak negara.
- Di Hawaii, talas dikenal sebagai “kalo” dan digunakan untuk membuat poi, makanan pokok yang sangat penting dalam budaya Hawaii.
- Di Fiji, talas merupakan salah satu makanan pokok dan diolah menjadi berbagai hidangan tradisional.
- Di Indonesia sendiri, talas juga cukup populer dan diolah menjadi berbagai makanan ringan seperti keripik talas atau kolak talas.
Baca juga: Sejarah dan Asal Usul Sosis, Dari Kebutuhan Kuno Hingga Meja Makan Modern
Kesimpulan
Jadi, lain kali kamu menikmati minuman atau makanan dengan rasa taro, ingatlah bahwa rasa tersebut berasal dari umbi talas, bukan ubi ungu. Warna ungu yang sering kamu lihat hanyalah pewarna makanan yang ditambahkan untuk memberikan identitas visual yang kuat. Semoga artikel ini menambah wawasanmu tentang asal usul rasa taro dan perbedaannya dengan ubi ungu. Sekarang, kamu sudah tahu rahasia di balik rasa ungu yang unik ini!
Ingin Jadi Chef? Daftar NCSA Indonesia
Menjadi chef profesional tidak cukup hanya bisa memasak kamu juga perlu memahami asal-usul bahan dan rasa yang sering digunakan dalam industri kuliner, seperti rasa taro yang ternyata berasal dari umbi talas, bukan ubi ungu. Pengetahuan mendalam semacam ini sangat penting, apalagi jika kamu ingin berkarya di dapur hotel bintang 5. Di sekolah masak NCSA (National Culinary Service Academy) Indonesia, kamu akan dibekali teori dan praktik kuliner yang mendalam, termasuk eksplorasi bahan lokal hingga internasional. Tak hanya itu, NCSA menjamin magang di hotel bintang 5, memberikanmu pengalaman langsung di dapur profesional. Ingin jadi chef yang paham rasa dan siap tampil di level tinggi? Daftar sekarang di NCSA Indonesia!





