Jamur truffle dikenal sebagai salah satu bahan makanan termahal di dunia. Aromanya yang khas dan rasanya yang unik menjadikannya incaran para chef dan pecinta kuliner kelas atas. Tapi, apa sebenarnya jamur truffle itu? Mengapa harga jamur ini bisa sangat tinggi? Baca lengkap berikut ini.
Apa Itu Jamur Truffle?
Jamur truffle adalah jenis jamur bawah tanah (hypogeous fungi) yang tumbuh bersimbiosis dengan akar pohon tertentu, seperti pohon ek, hazel, atau beech. Truffle tidak seperti jamur biasa yang tumbuh di atas tanah mereka tumbuh di dalam tanah dan sulit ditemukan tanpa bantuan anjing pelacak atau babi yang dilatih khusus.
Ada dua jenis truffle yang paling terkenal:
- Truffle Hitam (Black Truffle): Umumnya berasal dari Prancis (Perigord) atau Spanyol. Aromanya kuat dan cocok untuk dimasak.
- Truffle Putih (White Truffle): Berasal dari wilayah Piedmont di Italia, khususnya Alba. Aromanya lebih tajam dan biasanya disajikan mentah, diparut tipis di atas hidangan.
Baca juga: Kenali Apa itu Safron dan Manfaatnya dalam Makanan
Mengapa Harga Jamur Truffle Bisa Mahal?
Berikut beberapa alasan mengapa harga jamur truffle bisa mencapai jutaan bahkan puluhan juta rupiah per kilogram:
Sulit Ditemukan
Jamur truffle tumbuh di bawah tanah pada kondisi lingkungan tertentu yang sangat spesifik. Proses pencariannya memakan waktu dan tidak bisa dilakukan sembarangan. Diperlukan anjing atau babi terlatih untuk mendeteksi aroma truffle di dalam tanah.
Musiman dan Tidak Bisa Dibudidayakan Sembarangan
Truffle hanya tumbuh pada musim tertentu, biasanya di musim gugur hingga awal musim dingin. Meskipun ada upaya budidaya, hasilnya masih terbatas dan tidak selalu berhasil. Ini membuat pasokannya tetap rendah.
Kualitas dan Umur Simpan Pendek
Truffle segar hanya bertahan beberapa hari setelah dipanen. Setelah itu, aroma dan rasa khasnya akan menghilang. Oleh karena itu, truffle harus cepat dikirim dan digunakan, yang menambah biaya distribusi.
Permintaan Tinggi
Karena truffle dianggap sebagai bahan kuliner mewah, permintaannya tinggi, terutama di restoran-restoran berbintang dan pasar ekspor. Ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan inilah yang mendongkrak harganya.
Sulit Mengolah
Tidak semua chef bisa mengolah jamur truffle karena membutuhkan kehati-hatian. Rasa jamur truffle akan hilang bila mendapatkan panas yang berlebih sedangkan beberapa jensi lain harus diparut untuk menghasilkan rasa dan aroma yang mewah.
Baca juga:
- Makanan yang Cocok untuk Air Fryer, Tips dan Trik Memasak
- Skill dan Sifat yang Dimiliki oleh Professional Chef
Bagaimana Cara Menggunakan Truffle?
Truffle sering digunakan dalam bentuk:
- Irisan tipis di atas pasta, telur, atau risotto
- Minyak truffle (truffle oil): Meski aromanya kuat, minyak ini biasanya tidak mengandung truffle asli, melainkan senyawa sintetis.
- Produk olahan seperti garam truffle, saus truffle, dan mentega truffle
Truffle sebaiknya tidak dimasak terlalu lama karena panas tinggi bisa merusak aroma alaminya. Chef profesional biasanya hanya menambahkannya di akhir proses memasak sebagai sentuhan akhir.
Kesimpulan
Jamur truffle bukan sekadar jamur biasa. Dengan proses panen yang sulit, ketersediaan yang langka, dan aroma yang khas, truffle menjadi simbol kemewahan dalam dunia kuliner. Meski harganya selangit, kelezatan dan keistimewaannya tetap membuat banyak orang rela merogoh kocek dalam-dalam demi mencicipinya.
Jika kamu pencinta kuliner sejati, mencicipi hidangan dengan taburan truffle adalah pengalaman yang tak boleh dilewatkan.
Upgrade Jadi Chef Profesional
Untuk menjadi chef profesional, pengalaman nyata di dapur sangat penting. NCSA Indonesia memastikan setiap siswa menjalani magang di hotel bintang 5 sebagai bagian dari kurikulum. Di sana, siswa belajar langsung dalam lingkungan kerja yang profesional, cepat, dan penuh tekanan. Mereka tidak hanya mengasah teknik memasak, tetapi juga belajar disiplin, kerja tim, dan standar pelayanan tinggi. Magang ini menjadi bekal penting agar lulusan NCSA Indonesia siap terjun ke dunia kuliner, baik di dalam negeri maupun internasional. Konsultasi sekarang juga.









