Pernahkah kamu bertanya-tanya, apa sih bedanya masakan yang biasa kita jumpai di restoran Chinese atau Jepang dengan hidangan steak atau pasta ala Barat? Kedua jenis masakan ini sering disebut makanan Oriental dan makanan Kontinental. Meskipun sama-sama lezat, keduanya punya karakteristik unik yang membedakannya. Yuk, kita telusuri 5 perbedaan utama antara makanan Oriental dan makanan Kontinental yang perlu kamu tahu!
1. Filosofi dan Ciri Khas Masakan
Makanan Oriental, yang secara umum merujuk pada masakan dari negara-negara Asia Timur dan Tenggara (seperti Tiongkok, Jepang, Korea, Thailand, dan Indonesia), sangat menekankan keseimbangan rasa dan tekstur. Filosofinya adalah mencapai harmoni dalam setiap hidangan, seringkali dengan memadukan rasa manis, asam, asin, pahit, dan umami. Kamu akan menemukan banyak hidangan dengan potongan bahan yang seragam, penggunaan bumbu aromatik yang kuat seperti jahe, bawang putih, dan cabai, serta proses memasak yang cepat seperti menumis (stir-fry) atau mengukus.
Di sisi lain, makanan Kontinental biasanya mengacu pada masakan dari negara-negara Eropa (seperti Prancis, Italia, Spanyol, dan Jerman). Masakan ini lebih menonjolkan kekayaan rasa dari bahan baku utama, seringkali dengan teknik memasak yang lebih kompleks dan waktu yang lebih lama. Penggunaan mentega, krim, keju, dan wine sangat umum untuk menciptakan cita rasa yang kaya dan mendalam. Presentasi hidangan juga seringkali lebih formal dan berstruktur, dengan porsi yang lebih besar dan penekanan pada saus sebagai pelengkap.
2. Bahan Baku Utama yang Digunakan
Perbedaan yang paling mencolok bisa kamu lihat dari bahan baku utamanya. Makanan Oriental sangat identik dengan penggunaan nasi sebagai makanan pokok, baik itu nasi putih, mi beras, atau bihun. Bahan protein yang dominan meliputi ayam, ikan, udang, tahu, dan tempe. Berbagai jenis sayuran hijau, jamur, dan rebung juga seringkali menjadi bagian penting dari hidangan. Penggunaan kecap-kecapan (kecap asin, kecap manis, saus tiram) dan minyak wijen juga sangat khas.
Sementara itu, makanan Kontinental lebih sering menggunakan gandum sebagai bahan pokok, seperti dalam roti, pasta, dan kue-kue. Daging merah seperti sapi, domba, dan babi, serta ikan salmon atau tuna, menjadi pilihan protein yang populer. Kentang adalah karbohidrat alternatif yang sering digunakan. Produk susu seperti keju dan krim, serta minyak zaitun, menjadi bahan dasar yang tak terpisahkan dalam banyak hidangan.
3. Teknik Memasak yang Dominan
Teknik memasak juga menjadi pembeda signifikan. Makanan Oriental banyak menggunakan teknik memasak cepat dan efisien. Kamu akan sering melihat proses menumis (stir-frying) yang mempertahankan kerenyahan sayuran, mengukus untuk hidangan sehat, merebus untuk sup, dan menggoreng dalam minyak banyak (deep-frying) untuk camilan renyah. Peralatan masak seperti wajan (wok) menjadi ikonik dalam dapur Oriental.
Sebaliknya, makanan Kontinental mengadopsi teknik yang lebih beragam dan terkadang membutuhkan waktu lebih lama. Memanggang (roasting) daging, merebus (boiling) pasta, menumis (sautéing) sayuran dengan mentega, dan membuat saus dengan teknik reduksi adalah beberapa contohnya. Alat masak seperti oven, panci berdasar tebal, dan berbagai jenis pisau khusus sangat umum digunakan.
4. Bumbu dan Rempah-Rempah
Penggunaan bumbu dan rempah adalah inti dari setiap masakan. Makanan Oriental sangat kaya akan rempah aromatik seperti jahe, bawang putih, cabai, serai, lengkuas, daun jeruk, dan ketumbar. Saus-saus seperti kecap asin, saus tiram, minyak wijen, cuka beras, dan aneka pasta kari menjadi kunci cita rasa. Kombinasi bumbu ini menciptakan profil rasa yang kuat dan kompleks.
Untuk makanan Kontinental, bumbu yang digunakan cenderung lebih sederhana namun efektif dalam menonjolkan rasa alami bahan. Kamu akan menemukan banyak hidangan yang dibumbui dengan garam, merica, peterseli, thyme, rosemary, basil, dan oregano. Penggunaan bawang bombay, bawang putih, dan daun salam juga sangat umum. Minyak zaitun dan mentega berperan penting dalam membawa rasa dari rempah-rempah tersebut.
5. Cara Penyajian dan Etika Makan
Cara penyajian dan etika makan juga menunjukkan perbedaan yang menarik. Dalam makanan Oriental, hidangan seringkali disajikan secara bersamaan di tengah meja (gaya keluarga), dan setiap orang mengambil porsi mereka sendiri dengan sumpit atau sendok. Nasi sering menjadi dasar, dengan lauk-pauk yang bervariasi. Makanan ringan seperti dim sum atau sushi seringkali dinikmati sebagai hidangan pembuka atau camilan.
Sementara itu, makanan Kontinental memiliki gaya penyajian yang lebih individual, di mana setiap hidangan disajikan per porsi di piring masing-masing. Urutan penyajian biasanya dimulai dari hidangan pembuka (appetizer), sup, hidangan utama (main course), dan diakhiri dengan hidangan penutup (dessert). Penggunaan sendok, garpu, dan pisau adalah standar, dan etiket meja sangat diperhatikan.
Memahami perbedaan antara makanan Oriental dan Kontinental bukan hanya menambah wawasan kulinermu, tetapi juga membuka mata terhadap kekayaan budaya dunia. Jika kamu memiliki passion yang besar di dunia kuliner dan ingin mendalami kedua jenis masakan ini, kamu bisa mempertimbangkan untuk mengikuti pelatihan kuliner yang komprehensif.
Salah satu pilihan terbaik untuk mengasah kemampuanmu adalah dengan bergabung di NCSA Indonesia. Di sana, kamu akan belajar berbagai teknik memasak, mengenal berbagai bahan, dan memahami filosofi di balik setiap hidangan, baik Oriental maupun Kontinental. Tunggu apa lagi? Kembangkan bakat memasakmu dan jadilah profesional di dunia kuliner! Daftar sekarang di NCSA Indonesia dan wujudkan mimpimu!